Rabu, 14 Juni 2023

Mobil Lisin L300 Komputasi Awan Project

Penjelasan L300 Sendiri

Mitsubishi L300 merupakan salah satu pick up yang melegenda di Indonesia. Kendaraan niaga ringan ini modelnya seolah ‘abadi’ sejak meluncur pada 1980-an silam. Dengan minimnya kelemahan, Mitsubishi L300 menjadi legenda hidup yang tetap eksis hingga sekarang.

L300 telah memiliki sejarah panjang sebelum masuk ke Indonesia. Untuk versi global, L300 dijual sebagai Delica dan sempat berlaga di ajang balap bergengsi. Masuk ke Indonesia sebagai L300, kendaraan ini dipercaya untuk angkutan barang dan penumpang.

Uniknya, beberapa tahun lalu Mitsubishi merilis Delica sebagai sebuah MPV premium untuk segmen menengah atas. Di saat yang sama, L300 juga tetap dijual sebagai kendaraan niaga. Padahal, kedua model ini punya moyang yang sama namun kini nasibnya berbeda.

Mitsubishi L300 saat diluncurkan, mempunyai 2 varian, pertama adalah mobil dengan bahan bakar solar dan yang kedua menggunakan bensin. Sayangnya, varian bensin kalah pamor dibandingkan yang solar dan kini telah punah. Padahal, L300 bensin ini lebih baik dari segi akselerasinya.

Perjalanan Mitsubishi L300 di Indonesia

Mitsubishi L300 pertama kali hadir di tahun 1981 menggunakan mesin bensin 1.4 Liter inline-4. Selanjutnya di tahun 1984, Mitsubishi melakukan perbaikan sektor jantung pacu pada L300. Update saat itu dengan memberikan 2 pilihan mesin baru, yakni versi bensin dan diesel.

Versi bensin, mesin yang digunakan adalah 1.6 Liter inline-4, sedangkan versi diesel menggunakan mesin 2.3 dan 2.5 Liter Inline-4. Berdasarkan kesan pengguna, L300 2.5 Liter lebih mendapatkan sambutan baik dari masyarakat. Mesin bensin pun tersingkir karena lebih boros dari versi L300 yang mengunakan mesin diesel.

Versi 2.3 liter juga disambut baik meskipun tenaganya memang kecil, hanya 65 ps di putaran 4.200 rpm. Namun, varian ini torsinya jelas lebih besar dibanding mesin bensin, yaitu 137 Nm pada 2.000 rpm. Untuk itu, L300 bermesin 2.3 liter cocok digunakan sebagai kendaraan angkut barang.


Mitsubishi L300 pikap

Varian mesin diesel 2.5 hadir sebagai upgrade versi 2.3 liter, namun sempat dijual bersamaan antara keduanya. Formulasi mesin diesel 4-silinder 2.5 liter menghasilkan tenaga 74 ps di putaran 4.200 rpm dan torsi maksimal 142 Nm pada 2.500 rpm.

Varian bensin 1,6 liter berkode 4G32 Saturn sebenarnya masih bertahan sampai tahun 2000-an, namun hanya berupa pelengkap saja. L300 bermesin diesel 4D56 Astron bahkan terus bertahan hingga sekarang. Mesin ini mudah diperbaiki, dan juga sudah terbukti tangguh menghadapi berbagai kondisi.

Mitsubishi L300, Kendaraan Minim Facelift Sejak 1981

Perkembangan Mitsubishi Delica di pasar Internasional begitu cepat, berevolusi menjadi minibus dengan kemampuan off road mumpuni. Sementara itu di Indonesia, L300 nasibnya tak kunjung berubah hanya sebagai mobil angkutan barang dan angkutan penumpang komersil. Desainnya tidak banyak berubah, dan style kotak ini merupakan peninggalan sejak generasi kedua.

Untuk membedakannya, bentuk L300 generasi pertama bisa kita kenali dengan kabin yang kotak dan lampu depan bulat besar melotot. Merek “Mitsubishi” berukuran besar terpampang persis di tengah-tengah kedua lampu utama. Nah, masuk di generasi kedua, desain headlamp berubah menjadi kotak.


L300 pernah berlaga di ajang Paris Dakar

Mitsubishi Indonesia sepertinya tak ingin melepaskan karakter penampilan L300. Gayanya masih saja klasik khas mobil 80-an dan posisi mesin tetap diletakkan di bawah jok. Pada versi terakhir, terdapat aksen modern dengan motif garis dan segitiga seperti grille Mitsubishi terkini.

Sayangnya, bentuk kepalanya masih tetap kotak, begitu juga versi minibus dengan bentuk body yang tak berubah kecuali lampu belakang. , L300 sebenarnya sudah mengalami 5 kali ‘evolusi’. Perbedaan dengan versi lawas yaitu lampu depan yang tak lagi berbentuk bulat, namun kotak.

Mitsubishi L300 begitu tenarnya, bahkan punya julukan lokal yaitu Elsapek, sebutan eL 300 dalam bahasa China Hokian. Interior Elsapek juga tetap “seadanya”, karena lebih mengutamakan kelegaan kabin. Sekalipun sudah masuk abad 21, perpindahan gigi Elsapek masih tetap di balik setir seperti mobil lawas.

Pada versi pikap, Elsapek sangat dicintai karena sasisnya yang luar biasa kuat. Sudah bukan rahasia lagi, masyarakat Indonesia sering memuat barang sampai overload dan tidak pernah ada masalah di kaki-kaki Elsapek.

Dalam istilah orang Jawa, mobil ini adalah gapuro kabupaten, saking tangguhnya dan tetapn bertahan sampai sekarang. Begitu lawasnya desain dan minim ubahan, pengguna Elsapek kadang menyebut mobil mereka ini sebagai mobil dinas peninggalan jaman Majapahit.

Mitsubishi L300, Kendaraan Multifungsi

Mitsubishi Colt L300 umumnya digunakan untuk angkutan distribusi barang dan jasa, atau antar jemput penumpang dan travel antar kota. Tidak jarang, L300 juga dipakai sebagai mobil angkutan kota. Mobil ini jadi favorit karena dimensinya yang pas, tidak terlalu besar tapi juga tidak kekecilan.

Ukurannya proporsional untuk angkutan penumpang dan barang. Untuk versi minibus kabinnya cukup lega untuk bisa memuat 10 – 12 orang penumpang. Bila digunakan sebagai mobil travel eksekutif, maka kapasitasnya menyusut, jadi 8-10 penumpang saja

Dimensi L300 varian pikap memiliki panjang 4.170 mm, lebar 1.700 mm dan tinggi 1.845 mm. Jarak wheelbase 2.200 mm dengan ground clearance 200 mm. Ukuran bak belakangnya yaitu memiliki panjang 2.425 mm, lebar 1.440 mm dan tinggi 1.380 mm. Pada dasarnya, L300 memang di desain khusus untuk dijadikan mobil pengangkut barang.


L300 minibus

Sementara itu, bus chassis memiliki dimensi panjang 4.195 mm, lebar 1.695 mm dan tinggi 1.820 mm. Setelah masuk karoseri, L300 versi minibus memiliki konfigurasi kursi 4 baris x 3 penumpang. Tangki bahan bakar untuk pikap dan bus chassis berkapasitas 47 liter.

Baik versi penumpang atau pikap angkutan barang, keduanya punya kelebihan jago di tanjakan, karena tenaga yang selalu terisi di putaran bawah hingga putaran tinggi. Ini membuat Elsapek bisa diajak lari kencang juga, dengan sasis yang kuat walau sering overload muatan.

Kelebihan lainnya, pengereman Elsapek sudah menggunakan cakram berventilasi di bagian depan. Rem teromol masih dipakai untuk roda belakang, tetapi itu sudah cukup untuk mengoptimalkan pengereman. Sejak 2007, L300 mendapat fitur power steering yang membuat pengemudi tidak perlu susah payah memutar setir.

Interior Sederhana Elsapek Minibus

Sekalipun sudah masuk 2019, tidak banyak update yang dilakukan pada sisi interior L300. Minibus ini hanya mengandalkan dimensi yang lega, namun fitur sederhana. Demi membuat nyaman, Mitsubishi telah menyematkan AC Double Blower, reclining seat untuk tiap kursi, dan head unit untuk memutar cd/mp3 player.

Penyimpanan barang versi minibus sebenarnya cukup sempit, karena terdesak kursi paling belakang. Untuk memudahkan dalam menyimpan barang, pihak karoseri biasanya membuatkan pintu belakang. Tapi tetap saja tidak sebanding, bila diadu dengan Hiace terbaru yang memiliki atap tinggi sehingga bagasi lebih besar.

Kelemahan Mitsubishi L300, Boros saat Sarat Muatan



Di balik tenaga dan torsinya yang jempolan, L300 minumnya kuat. Konsumsi solarnya cukup banyak, apabila L300 membawa muatan yang banyak dan jalan menanjak. Namun, bila dibandingkan dengan tenaga maupun torsi ketika membawa muatan, borosnya konsumsi solar masih dianggap wajar dan dimaklumi.

Setelah dihapusnya varian bensin, kini L300 hanya tersisa varian diesel. Akselerasinya khas truk, yang kurang nendang. Selain itu, getaran yang dihasilkan oleh mesin diesel lebih besar dan suaranya lebih kasar. Bila digunakan sebagai mobil travel kelas eksekutif, hawa panas dan getaran mesin sedikit mengganggu penumpang.

 

 Komputasi Awan

 

Pendahuluan

 

Cloud Computing? Pasti banyak dari para pembaca yang sudah sering dengar kata tersebut, atau jika belum pernah dengar, mungkin pernah dengar istilah dalam bahasa Indonesia-nya, yaitu “Komputasi Awan”. Ada banyak tulisan dan sudut pandang untuk menjelaskan apa itu Cloud Computing, namun banyak dari penjelasan tersebut yang terlalu teknis, sehingga bagi orang awan akan kesulitan untuk memahaminya. Tulisan ini sengaja dibuat untuk mempermudah orang awam memahami Cloud Computing. Diharapkan setelah membaca tulisan ini, para pembaca akan bisa memahami dasar pengetahuan mengenai Cloud Computing dengan lebih mudah.

 

 

Apa itu Cloud Computing?

 

Untuk memudahkan pemahaman mengenai model cloud computing kita ambil analogi dari layanan  listrik  PLN.  Tentu  kita  semua  adalah  para  pemakai  listrik  dalam  kehidupan sehari-hari.   Untuk   bisa   menikmati   listrik,   kita   tidak   perlu   mendirikan   infrastruktur pembangkit listrik sendiri, bukan? Yang perlu kita lakukan adalah mendaftar ke PLN karena PLN sudah menyediakan layanan listrik ini untuk pelanggan.

Kalau  Anda  pernah  melihat  gardu  induk  PLN,  Anda  akan  melihat  bagaimana  rumitnya

 

instalasi listrik disana dengan banyak sekali transformator dan peralatan berat lainnya (Resource Pooling). Disinilah sumber daya listrik berpusat untuk kemudian didistribusikan ke pelanggan. Distribusi listrik ke pelanggan dari gardu induk ini menggunakan kabel listrik yang sudah distandarisasi. Kabel antara pembangkit listrik dengan gardu induk biasa dikenal dengan istilah SUTET (Saluran Udara Tegangan Ektra Tinggi). Dari gardu induk, distribusi kemudian dipecah ke gardu-gardu lain sampai akhirnya sampai di rumah pelanggan dengan kabel  yang  lebih  kecil.  Kabel  listrik  yang  ada  ini  menjamin  koneksi  listrik  yang  cepat, sehingga layanan listrik bisa dinikmati terus menerus (Broad Network Access).

Setelah  mendaftar,  pelanggan  bisa  memakai  energi  listrik  dan  membayar  kepada  PLN

 

berdasarkan jumlah penggunaan listrik kita tiap bulan. Jumlah yang dibayar dihitung dari meteran listrik di rumah pelanggan (Measured Service). Saat pelanggan butuh daya tambahan karena suatu tujuan khusus (misalnya saat acara pernikahan keluarga), pelanggan tinggal meminta kepada PLN untuk menambahkan daya, dan suatu saat nanti ketika ingin menurunkan daya lagi, pelanggan tinggal meminta juga kepada PLN.

 

Bisa dikatakan penambahan daya listrik ini bersifat elastis, untuk menambah daya atau menurukannya   bisa   dilakukan   segera   (Rapid   Elasticity).   Akan   sangat   menarik   jika kedepannya untuk melakukan penambahan/penurunan daya tersebut, pelanggan bisa melakukannya sendiri dari suatu alat yang disediakan oleh PLN., sehingga tidak dibutuhkan lagi interaksi dengan pegawai PLN (Self Service).

Ketika memakai layanan listrik dari PLN, pelanggan tidak perlu pusing untuk memikirkan bagaimana PLN memenuhi kebutuhan listrik . Hal terpenting yang    perlu diketahui adalah listrik  menyala  untuk  kebutuhan  sehari-hari,  serta  berapa  tagihan  listrik  yang  perlu dibayar tiap bulannya. Pelanggan tidak perlu mengetahui secara detail bagaimana PLN merawat infrastruktur listriknya, bagaimana ketika mereka ada kerusakan alat, bagaimana proses perawatan alat-alat tersebut, dsb. Intinya, pelanggan cukup tahu bahwa dapat menikmati listrik dan berkewajiban membayar biaya tersebut tiap bulannya, sedangkan PLN sendiri berkewajiban untuk memenuhi kebutuhan listrik pelanggannya.

Nah, analogi PLN di atas adalah gambaran dari layanan Cloud Computing. Menurut NIST (National Institute of Standards and Technology), terdapat 5 karakteristik sehingga sistem tersebut disebut Cloud Computing, yaitu:

1.   Resource Pooling

 

Sumber daya komputasi (storage, CPU, memory, network bandwidth, dsb.) yang dikumpulkan oleh penyedia layanan (service provider) untuk memenuhi kebutuhan banyak pelanggan (service consumers) dengan model multi-tenant. Sumber daya komputasi ini bisa berupa sumber daya fisik ataupun virtual dan juga bisa dipakai secara dinamis oleh para pelanggan untuk mencukupi kebutuhannya.

2.   Broad Network Access

 

Kapabilitas layanan dari cloud provider tersedia lewat jaringan dan bisa diakses oleh berbagai jenis perangkat, seperti smartphone, tablet, laptop, workstation, dsb.

3.   Measured Service

 

Tersedia layanan untuk mengoptimasi dan memonitor layanan yang dipakai secara otomatis. Dengan monitoring sistem ini, kita bisa melihat berapa resources komputasi yang telah dipakai, seperti: bandwidth , storage, processing, jumlah pengguna aktif, dsb. Layanan monitoring ini sebagai bentuk transparansi antara


 

4.   Rapid Elasticity

 

Kapabilitas dari layanan cloud provider bisa dipakai oleh cloud consumer secara dinamis berdasarkan kebutuhan. Cloud consumer bisa menaikkan atau menurunkan kapasitas layanan. Kapasitas layanan yang disediakan ini biasanya tidak terbatas, dan service consumer bisa dengan bebas dan mudah memilih kapasitas yang diinginkan setiap saat.

5.   Self Service

 

Cloud Consumer bisa mengkonfigurasikan secara mandiri layanan yang ingin dipakai melalui sebuah sistem, tanpa perlu interaksi manusia dengan pihak cloud provider. Konfigurasi layanan yang dipilih ini harus tersedia segera dan saat itu juga secara otomatis.

Kelima  karakteristik  Cloud  Computing  tersebut  harus  ada  di  service  provider  jika  ingin

 

disebut sebagai penyedia layanan Cloud Computing. Salah satu saja dari layanan tersebut tidak terpenuhi, maka penyedia layanan tersebut belum/tidak pantas disebut sebagai cloud provider.

 

 

Layanan Cloud Computing

 

Setelah pengguna mengetahui karakteristik dari Cloud Computing, berikutnya akan dibahas jenis-jenis layanan dari Cloud Computing. NIST sendiri membagi jenis layanan Cloud Computing menjadi tiga sebagai berikut:

1.   Software as a Service (SaaS)

 

SaaS adalah     layanan            dari Cloud       Computing dimana      pelanggan        dapat menggunakan software (perangkat  lunak)  yang  telah  disediakan  oleh  cloud  provider. Pelanggan cukup tahu bahwa perangkat lunak bisa berjalan dan bisa digunakan dengan baik.

Contoh dari layanan SaaS ini antara lain adalah:

 

         Layanan produktivitas: Office365, GoogleDocs, Adobe Creative Cloud, dsb.

 

         Layanan email: Gmail, YahooMail, LiveMail, dsb.

 

         Layanan social network:   Facebook, Twitter, Tagged, dsb.

 

         Layanan instant messaging: YahooMessenger, Skype, GTalk, dsb.


 

Selain  contoh di         atas,     tentu    masih   banyak lagi      contoh yang    lain.     Dalam perkembangannya, banyak perangkat lunak yang dulu hanya bisa dinikmati dengan menginstal aplikasi tersebut di komputer kita (on-premise) mulai bisa dinikmatidengan layanan Cloud Computing.

Keuntungan  dari  SaaS  ini  adalah  kita tidak  perlu  membeli lisensi  software  lagi.  Kita

 

tinggal berlangganan ke cloud provider dan tinggal membayar berdasarkan pemakaian.

 

2.   Platform as a Service (PaaS)

 

PaaS adalah   layanan   dari Cloud   Computing   kita   bisa   menyewa   “rumah”   berikut lingkungannya, untuk menjalankan aplikasi yang telah dibuat. Pelanggan tidak perlu pusing untuk menyiapkan “rumah” dan memelihara “rumah” tersebut. Yang penting aplikasi yang dibuat dapat berjalan dengan baik. Pemeliharaan “rumah” ini (sistem operasi, network, database engine, framework aplikasi, dll) menjadi tanggung jawab dari penyedia layanan.

Sebagai analogi, misalkan ingin menyewa kamar hotel, kita tinggal tidur di kamar yang

 

sudah disewa, tanpa peduli bagaimana “perawatan” dari kamar dan lingkungan kamar. Yang terpenting adalah, suasananya nyaman untuk digunakan. Jika suatu saat dibuat tidak nyaman, maka pelanggan dapat pindah ke hotel lain yang lebih bagus layanannya. Contoh penyedia layanan PaaS: Amazon Web Service, Windows Azure, dan GoogleApp Engine

Keuntungan  dari PaaS bagi    pengembang  dapat  fokus  pada  aplikasi  yang  sedang

 

dikembangkan  tanpa  harus  memikirkan  “rumah”  untuk  aplikasi,  dikarenakan   ahl tersebut sudah menjadi tanggung jawab cloud provider.

3.   Infrastructure as a Service (IaaS)

 

IaaS adalah layanan dari Cloud Computing sewaktu kita bisa “menyewa” infrastruktur IT (unit komputasi, storage, memory, network, dsb). Dapat didefinisikan berapa besar unit komputasi  (CPU),   penyimpanan   data  (storage), memory  (RAM),  bandwidth   ,  dan konfigurasi lainnya yang akan disewa. Untuk lebih mudahnya, layanan IaaS ini adalah seperti menyewa komputer yang masih kosong. Kita sendiri yang mengkonfigurasi komputer ini untuk digunakan sesuai dengan kebutuhan kita dan bisa kita install sistem operasi dan aplikasi apapun diatasnya.

Contoh penyedia layanan IaaS : Amazon EC2, Rackspace Cloud, Windows Azure, dsb.

 

Keuntungan dari IaaS ini adalah kita tidak perlu membeli komputer fisik, dan konfigurasi


 

komputer virtual tersebut dapat diubah (scale up/scale down) dengan mudah. Sebagai contoh, saat komputer virtual tersebut sudah kelebihan beban, kita bisa tambahkan CPU, RAM, Storage, dsb. dengan segera.

Untuk  lebih  memudahkan  pemahaman  mengenai  model  cloud  computing,  perhatikan

 

gambar transformasi dari on-premise model ke cloud model dibawah ini:

 

 

Gambar 1: Transformasi on-premise model ke cloud model

 

 

 

Deployment Model Cloud Computing?

 

Setelah  kita  tahu  jenis  layanan  dari  cloud  computing,  sekarang  kita  bahas  tentang deployment model dari cloud computing. Menurut NIST, ada empat deployment model dari cloud computing ini, yaitu:

1.   Public Cloud

 

Adalah layanan Cloud Computing yang         disediakan       untuk   masyarakat      umum. Pengguna bisa langsung mendaftar ataupun memakai layanan yang ada. Banyak layanan Public  Cloud yang  gratis,  dan  ada  juga  yang  perlu  membayar  untuk  bisa menikmati layanannya.

Contoh Public Cloud yang gratis: GoogleMail, Facebook, Twitter, Live Mail, dsb.

 

Contoh Public Cloud yang berbayar: Sales Force, Office365, GoogleApps, dsb.

 

Keuntungan:

 

Pengguna tidak perlu berinvestasi untuk merawat serta membangun infrastruktur, platform, ataupun aplikasi. Kita tinggal memakai secara gratis (untuk layanan yang gratis) atau membayar sebanyak pemakaian (pay as you go). Dengan pendekatan ini,


 

kita bisa mengurangi dan merubah biaya Capex (Capital Expenditure) menjadi Opex

 

(Operational Expenditure).

 

Kerugian:

 

Sangat tergantung dengan kualitas layanan internet (koneksi) yang kita pakai. Jika koneksi internet mati, maka tidak ada layanan yang dapat diakses. Untuk itu,       perlu dipikirkan secara matang infrastruktur internetnya.

2.   Private Cloud

 

Adalah   layanan cloud   computing yang   disediakan   untuk   memenuhi   kebutuhan internal   dari   organisasi/perusahaan.   Biasanya   departemen   IT   akan   berperan sebagai service  provider (penyedia  layanan)  dan  departemen  lain  menjadi service consumer.  Sebagai service  provider, tentu saja Departemen IT harus bertanggung jawab agar layanan bisa berjalan dengan baik sesuai dengan standar kualitas layanan yang telah ditentukan oleh perusahaan, baik infrastruktur, platform, maupun aplikasi yang ada.

Contoh layanannya:

 

SaaS: Web Application, Mail Server, Database Server untuk keperluan internal. PaaS: Sistem Operasi + Web Server + Framework + Database yang untuk internal IaaS: Virtual machine yang bisa di-request sesuai dengan kebutuhan internal Keuntungan:

Menghemat  bandwidth  internet  ketika  layanan  itu  hanya  diakses  dari  jaringan

 

internal.Proses bisnis tidak tergantung dengan koneksi internet, akan tetapi tetap saja tergantung dengan koneksi jaringan lokal (intranet).

Kerugian:

 

Investasi besar, karena kita sendiri yang harus menyiapkan infrastrukturnya.Butuh tenaga kerja untuk merawat dan menjamin layanan berjalan dengan baik.

3.   Hybrid Cloud

 

Adalah gabungan         dari      layanan Public Cloud dan Private        Cloud yang diimplementasikan oleh suatu organisasi/perusahaan. Dalam Hybrid Cloud ini, kita bisa memilih proses bisnis mana yang bisa dipindahkan ke Public Cloud dan proses bisnis mana yang harus tetap berjalan di Private Cloud.

Contohnya:

 

Perusahaan  A  menyewa  layanan  dari GoogleApp  Engine  (Public  Cloud) sebagai


 

“rumah”  yang  dipakai  untuk  aplikasi  yang  mereka  buat.  Di  negara  tersebut  ada aturan kalau data nasabah dari sebuah perusahaan tidak boleh disimpan pada pihak ketiga. Untuk menaati peraturan yang ada, data nasabah dari perusahaan A tetap disimpan pada database mereka sendiri (Private Cloud), dan aplikasi akan melakukan konektifitasnya ke database internal tersebut.

Perusahaan B menyewa layanan dari Office365 (Public Cloud). Karena perusahaan B tersebut sudah mempunyai banyak user yang tersimpan di Active Directory yang berjalan di atas Windows Server mereka (Private Cloud), akan lebih efektif kalau Active Directory tersebut dijadikan identity untuk login ke Office365.

Keuntungan:

 

Keamanan data terjamin karena data dapat dikelola sendiri (hal ini TIDAK berarti penyimpan data di public cloud tidak aman, ya).

Lebih leluasa untuk memilih mana proses bisnis yang harus tetap berjalan di private cloud dan mana proses bisnis yang bisa dipindahkan ke public cloud dengan tetap menjamin integrasi dari keduanya.

Kerugian:

 

Untuk aplikasi yang membutuhkan integrasi antara public cloud dan private cloud, infrastruktur internet harus dipikirkan secara matang.

4.   Community Cloud

 

Adalah layanan Cloud Computing yang dibangun eksklusif untuk komunitas tertentu, yang consumer-nya berasal dari organisasi yang mempunyai perhatian yang sama atas sesuatu/beberapa hal, misalnya saja standar keamanan, aturan, compliance, dsb. Community Cloud ini bisa dimiliki, dipelihara, dan dioperasikan oleh satu atau lebih organisasi dari komunitas tersebut, pihak ketiga, ataupun kombinasi dari keduanya.

Keuntungan:

 

Bisa bekerja sama dengan organisasi lain dalam komunitas yang mempunyai kepentingan yang sama. Melakukan hal yang sama bersama-sama tentunya lebih ringan daripada melakukannya sendiri.

Kerugian:

 

Ketergantungan antar organisasi jika tiap-tiap organisasi tersebut saling berbagi sumber daya.


 

Kesimpulan

 

Tulisan Pengantar Cloud Computing ini diharapkan bisa memberikan gambaran awal bagi Anda yang belum memahami mengenai Cloud Computing. Setelah Anda paham mengenai karakteristik, jenis layanan, dan deployment model dari cloud computing ini, Anda bisa mulai untuk mendalami sesuai dengan ketertarikan masing-masing. Dalam perkembangannya banyak sekali penyedia layanan SaaS, PaaS ataupun IaaS yang bisa Anda pertimbangkan untuk memenuhi kebutuhan anda.

Bagi  end  user,  Anda  bisa  mendalami  bagaimana  memakai  layanan  SaaS  sesuai  dengan aplikasi yang Anda butuhkan karena tren ke depan akan semakin banyak aplikasi yang biasa Anda  gunakan  di  desktop  akan  ada  di  cloud.  Untuk  software  developer  dan  software architect  mulai  sekarang  Anda  bisa  mendalami bagaimana  memanfaatkan  layanan  PaaS untuk membuat aplikasi yang Anda buat berjalan di cloud. Anda cukup fokus kepada aplikasi yang  Anda  buat,  dan  biarkan  PaaS  provider  memastikan  “rumah”  yang  nyaman  untuk aplikasi Anda. Jika Anda seorang SysAdmin, IT Pro Anda bisa mendalami IaaS karena Anda yang akan menyiapkan dan memelihara infrastruktur dari cloud.

 

 


 


 

 

1 komentar: